Kamis, 22 April 2010

Perbedaan Arsitek dan Seniman

Apa perbedaan arsitek dan seniman???

Nah,... pertanyaan itu yang pernah dilontarkan dosen saya waktu saya mengikuti perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur III, sebelumnya saya ga pernah berpikir untuk membedakan antara arsitek dan seniman....... kira-kira apa ya perbedaannya????

Arsitek dan Seniman mempunyai pekerjaan yang hampir sama, yaitu membuat suatu karya yang bernilai Estetika. jadi untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus tahu terlebih dahulu dasar pemikiran Arsitek dan Seniman.

Arsitek :
Menurut Marcus Vitruvius Pollio, ada 3 dasar pemikiran Arsitek, yaitu Utilitas, Firmitas dan Venustas. Utilitas bisa diartikan sebagai fungsi, maksudnya disini ialah Arsitek harus mengetahui Kegunaan bangunan yang akan ia desain.

Firmitas bisa diartikan sebagai Kekokohan, jadi firmitas berkaitan dengan Struktur, struktur merupakan hal yang sangat vital dalam suatu bangunan, tentu saja keselamatan pengunjung/owner saat berada di dalam bangunan, tergantung pada kelayakan struktur tersebut.
Venustas berkaitan dengan Keindahan atau Estetika, jadi vernutas berhubungan erat dengan seni.
Jadi, yang di (jual) arsitek yaitu Fungsi, Struktur dan Estetika

Seniman :
Sedangkan Seniman (Ukir, Lukis dll) hanya mempunyai dasar pemikiran Venustas, karena pekerjaan seniman hanyalah membuat suatu benda, lagu ataupun lainnya untuk menjadi sesuatu yang mempunyai nilai seni/estetika, sehingga yang dijual seniman hanyalah Seni/Estetika yang ia hasilkan.


Nah, itu lah perbedaan antara ARSITEK dan SENIMAN.....(menurut versi saya dan dosen saya)...

sumber : -
Read more »

Selasa, 20 April 2010

Estetika Bentuk Arsitektur

Salah satu Mata Kuliah yang saya favoritkan waktu saya masih di Semester 1 adalah ESTETIKA BENTUK... Mata kuliah ini mengajarkan kita tentang Estetika, Nirmana, Komposisi, Warna dan Eksplorasi Bentuk.

Estetika
Seni (Art) aslinya berartikan teknik, pertukangan, ketrampilan yang dalam bahasa Yunani Kuno sering disebut Techne. Pada pertengahan abad ke-17, di Eropa di bedakan keindahan umum (termasuk alam) dan keindahan karya seni atau benda seni. Dari sinilah muncul istilah fine arts atau high arts.

Seni pada jaman itu dikategorika sebagai artefact atau benda hasil buatan manusia. Artefak pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, Yaitu, pertama benda-benda yang berguna tetapi tidak indah, kedua benda-benda yang berguna dan indah, dan ketiga benda-benda yang indah tetapi tidak ada kegunaan praktisnya. Artefak yang ketiga inilah yang dibicarakan dalam ESTETIKA.

Pada tahun 1750, istilah ESTETIKA diperkenalkan oleh filsuf bernama A.G. Baumgarten (1714-1762). Istilah ESTETIKA ini diambil dari bahasa Yunani Kuno, aisthethon, yang berarti "kemampuan melihat melalui penginderaan". Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan estetika adalah keindahan, sedang tujuan logika adalah kebenaran.

Nirmana
Apa itu nirmana?. Nirmana sering diartikan 'tanpa makna', yang dimaksud dengan 'tanpa makna ' yaitu nirmana merupakan dasar-dasar/aturan tata rupa dan menjadi metode menata/menyusun rupa demi mendapatkan keindahan yang ada dalam karya nirmana dan diupayakan untuk menjauhi citra-citra yang maknawi.

Jadi Nirmana adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar tata rupa, melatih kepekaan terhadap unsur-unsur (kosa), visual (garis, bentuk, warna, tekstur, ruang, dan komposisi), memahami karakter masing-masing kosa visual dan meningkatkan keterampilan dalam memilih, mengolah, menyusun dann menyajikan unsur-unsur tersebut dalam suatu komposisi yang menampilkan suatu pilihan citra.

Komposisi
Sebuah desain atau organisasi elemen terbentuk atas dasar prinsip-prinsipnya. Nirmana atau desain awal juga merupakan suatu bentuk organisasi yang menggunakan beberapa prinsip, antara lain repetisi (perulangan), variasi, dan irama sehingga dapat dikatakan garis adalah sesuatu yang memanjang tanpa dimensi.

Kita semua menggunakan garis untuk menulis, mencoret-coret tembok, membuat tanda tangan diatas pasir dsb. Demikian juga ketika kita menggerak-gerakkan jari telunjuk dari kiri kekanan atau sebaliknya, sudah pasti dapat diartikan adanya gambaran garis. Garis itu berupa khayalan akan adanya sebuah garis, atau bisa dimengerti sebagai gambar garis hasil dari gerakan jari tersebut.

Warna
Sejak ditemukannya warna pelangi oleh Sir Isaac Newton, terungkap bahwa sebenarnya warna itu merupakan salah satu fenomena alam yang dapat diteliti dan dikembangkan lebih jauh dan lebih dalam. Dua unsur yang sangat penting untuk menikmati warna adalah cahaya dan mata. Tanpa kedua unsur tersebut kita tidak dapat menikmati warna secara sempurna, karena cahaya adalah sumber warna dan mata adalah media untuk menangkap warna dari sumbernya.

Penyebab terjadinya warna tidak lain adalah cahaya. Tanpa cahaya kita tidak akan melihat warna. Cahaya terdiri dari seberkas sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda dan memiliki getaran-getaran yang frekuensinya berbeda-beda. Bila gelombang tersebut memasuki mata, maka akan terjadi yang disebut sensasi warna.

Apabila kita pelajari teori dan percobaan Newton yang disebut spektrum warna, akan tampak sederet warna yang terdiri dari tujuh warna pelangi yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, indigo, dan ungu. Pada mulanya orang berpikir bahwa warna putih itu hanyalah warna pigmen sebagaimana warna lainnya, dan merupakan warna yang paling murni dan bersih, sampai akhirnya ditemukan oleh Newton bahwa warna putih merupakan cahaya yang bersumber dari matahari, dan tidak sesederhana seperti yang diperkirakan. Cahaya matahari yang putih itu terdiri dari seberkas sinar yang mengandung warna yang kini dapat kita lihat dengan mata.

Eksplorasi Bentuk
Guna dan Citra, dua kata tersebut adalah dua lingkungan masalah yang perlu diperhatkan dalam merancang rumah dan bangunan (menurut Y.B. Mangunwijaya). Guna yang dimaksud adalah masalah manfaat yang diperoleh dan juga pelayanan yang dihasilkannya dari bangunan, Pada citra adalah gambaran (image) yang dihasilkan dari bentuk dan kegunaan lebih kepada sisi perasaan (sense) dan spiritual.

dibawah ini adalah beberapa karya Estetika Bentuk saya....

(Titik 2 Dimensi)

(Komposisi Warna)

(Titik 3 Dimensi (Bahan Korek api))

(Titik 3 Dimensi)

(Bidang Bersaf)

(Garis Hubung 3 Dimensi)
Read more »

Senin, 19 April 2010

Pengertian Arsitek



Arsitek” berasal dari bahasa Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu). Jadi dari asal kata diatas, istilah arsitek berasal dari sebutan untuk ketua tukang kayu yang memimpin suatu pembangunan.


Tapi apakah istilah itu relevan untuk masa ini? Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai “perancang bangunan”. Sehingga arsitek hanya dikait-kaitkan dengan masalah berdiri tidaknya, indah tidaknya bangunan.
Arsitek sesungguhnya memiliki cakupan yang jauh lebih luas daripada sekedar merancang bangunan. Karena pekerjaan arsitek didunia nyata mecakup lingkup furniture, lingkup interior bangunan, lingkup landscape, lingkup komplek bangunan (urban design), hingga lingkup wilayah kota dan regional.
Masyarakat Indonesia kurang menghargai jasa arsitek. Ini kelihatan dari keengganan mereka untuk memakai jasa arsitek dalam pembangunan. Tapi fenomena ini adalah suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam negara berkembang. Dalam tahun-tahun terakhir ini geliat respek terhadap arsitek dan jasa nya mulai terasa. Para arsitek pun bisa bernafas lega.
Kurangnya respek masyarakat Indonesia terhadap arsitek, sedikit banyak disebabkan oleh arsitek itu sendiri. Sebagian besar arsitek Indonesia tidak menilai kemampuannya sendiri. Banyak arsitek Indonesia tidak menghargai arsitektur tempat dia berasal. Lihat saja dikoran, pasti ada iklan yang berbunyi “menerima jasa arsitek per meter Rp10.000,-” atau bahkan ada yang lebih ekstrim lagi “melayani jasa rancang rumah tinggal, toko dan sebagainya, Rp10.000,- per gambar”. haaaaaaa.. jasa seorang arsitek cuma dihargai segitu.
Salah satu sikap seorang arsitek profesional. Arsitek harus tahu kapan dirinya harus jual mahal dan harus tahu juga kapan dirinya dibayar murah atau bahkan tidak dibayar sama sekali.
Sudah saatnya kita melihat arsitek sebagai “master of builder”. Ahli dalam rancang bangun dan lingkungan binaan. Bukan hanya sebagai tukang gambar.
sumber : http://rumahabi.wordpress.com/2008/09/22/pengertian-arsitek/
Read more »

 
Powered by Blogger